Minggu, 06 Mei 2018

GEOGRAFI EKONOMI


Geografi Ekonomi
Minggu, 6 mei 2018
Geografi ekonomi


GEOGRAFI EKONOMI
1. TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI
            Menurut Bintarto (1984) Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi, baik fisik maupun makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Batasan Geografi ini mengandung arti bahwa studi geografi merupakan pengkajian keilmuan, gejala dan masalah geografi. Geografi dibedakan menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik menurut Nursid yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi. Sedang geografi manusia yaitu cabang geografi yang bidang studinya aspek keruangan gejala di permukaan bumi dengan mengambil manusia sebagai obyek pokoknya. (Sumaatmaja,1988:52-53 ).
Nursid (1988:54 ) mendefinisikan geografi ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan H. Robinson (1979) mengartikan geografi ekonomi sebagai ilmu yang membahas mengenai cara-cara manusia dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha transportasi, distribusi, konsumsi (Suharyono, 1994 : 34). Penelitian di perusahaan sirup ini merupakan tinjauan dari segi geografi khususnya geografi ekonomi. Geografi ekonomi merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya adalah struktur keruangan aktivitas ekonomi (Miller,1984) . Geografi sebagai studi variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan dengan produksi,pertukaran dan pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya (Alexander,1963).
            Dengan demikian perbincangan pokok Geografi Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di dalamnya bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri, perdagangan, pelayanan, transportasi dan komunikasi. Sejalan dengan itu Miller dan Renner (1957) mengemukakan geografi ekonomi adalah studi tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan lingkungan fisikal.
            Pengertian geografi ekonomi Geografi Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di dalamnya bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri, perdagangan, pelayanan, transportasi dan komunikasi.banyak sekali definisi mengenai geografi ekonomi. Diantanya adalah Nursid (1988:54 ) geografi ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian, industri-perdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya. H. Robinson (1979) geografi ekonomi sebagai ilmu yang membahas mengenai cara-cara manusia dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha transportasi, distribusi,dan konsumsi. Suharyono, (1994 : 34). Geografi ekonomi merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya adalah struktur keruangan aktivitas ekonomi. Miller,Aleksander (1984) . Geografi sebagai studi variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan dengan produksi,pertukaran dan pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya. Dapat diartikan bahwa geografi ekonomi berarti mengenai ruang lingkup manusia dlam aktivitas ekonominya. Di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia. Setiap daerah pasti berbeda aktivitas atau kegiatan ekonominya, karena setiap daerah atau ruang itu berbeda. Jadi, geografi ekonomi adalah aktivitas ekonomi manusia sebagai objeknya di sutu ruang atau ruang tertentu.

2. RUANG LINGKUP GEOGRAFI EKONOMI
Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan atau tanpa uang) menggunakan sumbersumber yang terbatas, dengan cara atau alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.
Secara fundamental dan historis, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) lmu Ekonomi Positif
Hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang melibatkan diri dalam masalah “apakah yang terjadi”. Oleh karena itu ilmu ekonomi netral terhadap nilai – nilai. Artinya, ilmu ekonomi positif atau bebas nilai, hanya menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang terjadi jika harga itu naik atau turun’ bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak’

2) Ilmu ekonomi normatif
Membahas pertimbangan – pertimbangan nilai etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah “apakah yang seharusnya terjadi”. Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, geografi dll. Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku manusia, juga berarti mengkajiperistiwa – peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi adalah untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwaekonomi, baik berupa hubungan kausal maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah – masalah ekonomi yang di hadapi oleh masyarakat.
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.
a) Ekomi Mikro
Ekonomi Mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil (aspek individual) dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua dalam pasar. Sikap dan perilaku konsumen tercermin dalam menggunakan pendapatan yang diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam menawarkan barangnya. Jadi inti dalam ekonomi mikro adalah masalah penentuan harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan dengan teori harga (price theory).
Tujuan dan sasaran analisis ekonomi mikro lebih dititikberatkan kepada bagaimana membuat pilihan untuk;
1) Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber, dan
2) mencapai kepuasan yang maksimum.
b) Ekonomi Makro
Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Apabila yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen secara keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory).
Tujuan dan sasaran analisis ekonomi makro antara lain membahas masalah
1) sisi permintaan agregate dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan
2) pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi yang diinginkan.


3. FAKTOR – FAKTOR PENENTUAN LOKASI INDUSTRI
Pada prinsipnya lokasi industri dapat dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi meski pertimbangan non ekonomi juga dapat memengaruhi lokasi beberapa unit industri. Memaksimalkan keuntungan adalah tujuan paling penting dalam menentukan lokasi untuk mendirikan industri atau usaha. Ada beberapa faktor yang menarik untuk beberapa jenis industri tentang penentuan lokasinya. Berikut ini faktor-faktor tersebut:
a) Ketersediaan Bahan Baku
Dalam menentukan lokasi industri, kedekatan dengan sumber bahan baku sangat penting. Kedekatan dengan sumber bahan baku akan mengurangi biaya produksi industri. Untuk sebagian besar dari industri besar, biaya bahan baku membentuk sebagian dari total biaya. Oleh karena itu, sebagian besar industri berbasis agro-dan hutan akan terletak di sekitar sumber pasokan bahan baku.
b) Ketersediaan Tenaga Kerja
Cukup pasokan tenaga kerja murah dan terampil diperlukan untuk perkembangan industri. Daya tarik dari industri terhadap pusat-pusat tenaga kerja tergantung pada rasio biaya tenaga kerja terhadap total biaya produksi yang Weber menyebut 'Indeks Biaya Buruh'. Contohnay ketersediaan tenaga terampil pembuat rokok membuat pabrik rokok berkembang pesat di Kudus dan sekitarnya.
c) Jarak ke Daerah Pemasaran
Akses ke pasar merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Industri yang menghasilkan komoditas yang mudah rusak atau besar yang tidak dapat diangkut melalui jarak jauh umumnya terletak di dekat pasar. Industri yang terletak di dekat pasar bisa dapat mengurangi biaya transportasi dalam mendistribusikan produk jadi seperti dalam kasus roti dan roti, es, kaleng, kaleng manufaktur, dll. Aksesibilitas pasar lebih penting dalam hal industri manufaktur barang bukan barang-barang produksi.
d) Fasilitas Transportasi
Transportasi pada umumnya mempengaruhi lokasi industri. Transportasi dengan tiga mode, yaitu, air, jalan, dan rel secara kolektif memainkan peran penting. Jadi titik-titik persimpangan air, jalan raya dan rel kereta api menjadi pusat bersenandung dari kegiatan industri. Selanjutnya, mode dan kebijakan transportasi Pemerintah jauh mempengaruhi lokasi unit industri. Jalan top lintas jawa membaut industri berderet di sepanjang tol untuk memudahkan distribusi.
e) Energi
Faktor lain yang mempengaruhi lokasi industri adalah ketersediaan listrik, air, angin, batubara, gas dan minyak bumi. Air dan tenaga angin banyak dicari sebagai sumber pasokan listrik sebelum penemuan mesin uap. Selama abad kesembilan belas, kedekatan dengan batubara-bidang menjadi pokok menemukan pengaruh pada pengaturan dari industri baru, terutama, untuk industri berat. Dengan diperkenalkannya sumber daya seperti listrik, gas, minyak, dll faktor daya menjadi lebih fleksibel mengarah ke penyebaran dan desentralisasi industri.
f) Layanan
Keberadaan layanan penunjang kegiatan publik bisa memengaruhi penempatan sebuah industri. Pemerintah mengklasifikasikan beberapa daerah sebagai daerah terbelakang di mana pengusaha akan diberikan berbagai insentif seperti subsidi, atau penyediaan keuangan di tingkat konsesi, atau penyediaan fasilitas pendidikan dan pelatihan. Beberapa pengusaha yang dibangun oleh insentif tersebut dapat maju ke depan untuk mencari unit mereka di daerah tersebut.
g) Keuangan
Keuangan diperlukan untuk mendirikan sebuah industri, untuk pengelolaan, dan juga pada saat ekspansi. Ketersediaan modal dengan harga murah dari kepentingan dan dalam jumlah yang cukup adalah faktor mendominasi mempengaruhi lokasi industri.
h) Cuaca
Pertimbangan Alam dan iklim meliputi faktor cuaca seperti topografi suatu daerah, fasilitas air, fasilitas drainase, pembuangan produk limbah, dll. Faktor-faktor ini kadang-kadang mempengaruhi lokasi industri. Misalnya, dalam kasus industri tekstil katun, iklim lembab memberikan keuntungan tambahan karena frekuensi benang mengalami kerusakan akan rendah. Contohnya Iklim lembab dari Bombay di India dan Manchester di Inggris menawarkan lingkup yang besar untuk pengembangan industri tekstil katun di pusat-pusat mereka.
i) AnggapanPribadi
Dalam menentukan lokasi industri, kadang seseorang mungkin punya intuisi pribadi dalam menentukannya. Contohnya dulu Pabrik Ford mulai memproduksi motor dan mobil di Detroit yang merupakan rumah pendirinya yaitu Henry Ford. Hal ini sangat jarang terjadi saat ini.
j) Pertimbangan Strategi
Di era modern, pertimbangan strategi sangat memainkan perna penting dalam pentuan lokasi industri. Selama masa perang, lokasi yang aman adalah strategi penting. Hal ini karena pada masa perang, target utama serangan udara adalah pabrik senjata dan amunisi. Rusia punya pengalaman tentang pertimbangan ini.
k) Ekonomi Eksternal
Ekonomi eksternal timbul karena pertumbuhan anak perusahaan di berbagai negara. Saat persaingan industri mulai ketat, maka strategi pun bermunculan untuk mendapatkan pasar yang lebih besar.

4. PENDEKATAN GEOGRAFI EKONOMI
1) Pendekatan Wilayah
Dari namanya dapat ditangkap bahwa pendekatan ini akan menekankan pada keruangan. Pendekatan ini mendasarkan pada perbedaan lokasi dari sifat-sifat pentingnya seperti perbedaan struktur, pola, dan proses. Struktur keruangan terkait dengan elemen pembentuk ruang yang berupa kenampakan titik, garis, dan area. Sedangkan pola keruangan berkaitan dengan lokasi distribusi ketiga elemen tersebut. Distribusi atau agihan elemen geografi ini akan membentuk pola seperti memanjang, radial, dan sebagainya. Nah, proses keruangan sendiri berkenaan dengan perubahan elemen pembentuk ruang. Ahli geografi berusaha mencari faktor-faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola sehingga dicapai penyebaran yang lebih baik, efisien, dan wajar. Analisis suatu masalah menggunakan pendekatan ini dapat dilakukan dengan pertanyaan 5W 1H seperti berikut ini.
Pertanyaan What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
Pertanyaan When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
Pertanyaan Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena alam berlangsung.
Pertanyaan Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam.
Pertanyaan Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan terjadinya fenomena alam.
Pertanyaan How (bagaimana), untuk mengetahui proses terjadinya fenomena alam.

2) Pendekatan Kelingkungan/ Ekologi
Pendekatan ini tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada dan juga perilaku manusia. Karena pada dasarnya lingkungan geografi mempunyai dua sisi, yaitu perilaku dan fenomena lingkungan. Sisi perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan kesadaran lingkungan. Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan ini. Menggunakan keenam pertanyaan geografi, analisis dengan pendekatan ini masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai berikut dan kamu akan menemukan perbedaannya dengan pendekatan keruangan. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
a) Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencana ini, seperti jenis tanah, topografi, dan vegetasi di lokasi itu.
b) Identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
c) Identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
d) Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir.
e) Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternatif pemecahan masalah ini.

3. Kompleks Wilayah
Analisis ini mendasarkan pada kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian ”areal differentiation” yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran. Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut

5. PERBEDAAN PERTANIAN ORGANIK DENGAN PERTANIAN REVOLUSI HIJAU
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem, keragaman hayati, siklus bologi, dan aktifitas biologi tanah secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. sistem pertanian organik menggunakan bahan secara alami atau menghindari penggunaan pestisida, pupuk kimia, atau hormon/zat tumbuh kimia.
Oleh karena itu, pertanian organik merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan pertanian sistem berkelanjutan dengan menerapkan teknologi atau teknik yang pada penerapannya menyesuaikan dengan lingkungan, agar ekosistem tetapberjalan seperti apa adanya dan tidak menggangu keseimbangan lain.Sedangkan pertanian revolusi hijau adalah usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian yang tadinya menggunakan teknologi tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju atau modern.

6. KLASIFIKASI INDUSTRI

Istilah industri sering diidentifikasikan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.
Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industry berbeda-beda untuk tiap Negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu Negara atau daerah, maka banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengkalsifikasian industry pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industry didsarkan pada criteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara juga turut menentukan keanekaragaman industri Negara tersebut, semakin besar dan komplekd kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi,, maka semakin beranekaragam jenis industrinya. Adapaun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut :

1) Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
Tiap – tiap industry membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industry dapat dibedakan menjadi
a) Industri Ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya, industri pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
b) Industri nonekstratif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya, industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c) Industri failitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjal jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya perbankan, perdagangan, angkutandan pariwisata.

2) Klasifikasi Industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang disunakan, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industi ini memiliki modal yang sangat terbata, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga it sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya, Industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu dan industri makanan ringan.
b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 – 9 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya industri genteng, Industri batubata, dan Industri Pengolahan rotan.
c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20-99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya, Industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d) industri besar,, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal yang besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit dan profet tes). Misalnya, industri tekstil, industri mobil, industri besi baja dan industri pesawat terbang.

3) Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri premier, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapt dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya, industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelm dinikmati atau digunakan. Misalnya, Industri pemintalan barang, industri ban, industri baja dan industri tekstil.
c) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya : Industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4) Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bhan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya, Industri minyak goreng, industri gula, industri kopi, industri the, dan industri makanan.
b) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya, industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya : industri semen, industri baja, industri BBM (Bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
c) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan, misalnya : Industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, Industri seni dan hiburan.

5) Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c) Industri berorientasi pada pengolahan (Supply oriented industry), yaitunindustri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Yaitu, industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya industri semen di palimanan Cirebon (Dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (Dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (Dengan dengan kilang minyak)
d) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (Footlose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas, industri ini dapat didirikan dimana saja,, karena bahan baku, tenaga kerja dan pasaranya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya, industri elektronik, industri elektronik, industri otomotif, dan industri transfortasi.

6) klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi, industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b) industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya, industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan Industri meubeler.

7) klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi :
a) industri berat, yaitu indutri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya : Industri mesin, dan industri percetakan.
b) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya, industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

8) Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), Yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (Dalam negeri). Misalnya, industri kerajinan, industri pariwisata,dan industri makanan dan minuman.
b) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya, industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.
c) industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya, industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

9) Klasifikasi industri berdasarkan Subjek pengelola
Berdasarkan subjek pengelolaanya, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merjpakan milik rakyat, misalnya : industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b) Industri Negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan dan industri transportasi.

10) Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian Suatu industri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasiannya, industri dapat dibedakan menjadi :
a) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri : modal relatifk kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya berasal dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (Berskala local). Misalnya industri kerajinan, dan industri makanan ringan.
b) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: Modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional), misalnya : Industri bordir, industri sepatu dan industri mainan anak-anak.
c) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri : modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenga kerja dalam jumlah banyak dan terampil. Pemasaranyna berskala nasional atau internasional. Misalnya : Industi barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

11) Klasifikasi industri berdasarkan Surat keputusan menteri perindustrian
Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :
a) Industri kimia dasar (IKD)
b) Industri mesin logam dasar dan elektronika (IMELDE)
c) Aneka industri (AI)
d) Industri kecil (IK)
e) Industri pariwisata

1 komentar:

  1. merit casino【VIP】
    【 Merkur】loto casino【WG98.vip】⚡, and you can play real money 메리트 카지노 【 Merkur】loto slot machines, live 메리트 카지노 쿠폰 casino, 【 1xbet korean Merkur】loto casino【 Wal-Mart】

    BalasHapus

GEOGRAFI EKONOMI_:)

Geografi Ekonomi  Senin, 7 mei 2018 Geografi ekonomi 1. Ruang Lingkup Geografi    Rhoad Murphey, dalam bukunya "Lingkup Geograf...